عن
أبي
هريرة رضي
الله عنه قال قال
النبي صلى
الله عليه وسلم كل
مولود يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه . رواه البخارى
ومسلم
Dari
Abi Hurairah ra ia berkata: Nabi saw bersabda: “Setiap anak terlahir dalam
kondisi fitrah, kedua orang tuanyalah yang menjadikannya seorang yahudi,
nasrani, atau majusi. (HR al-Bukhari dan Muslim)
Seorang
anak adalah ibarat kaset kosong yang siap digunakan untuk merekam apa saja. Dia
bisa digunakan untuk merekam dan menyimpan cacian, umpatan, makian, kemarahan
ataupun hal buruk lainnya. Pun demikian bisa kita gunakan untuk merekam
kata-kata indah penuh kelembutan, perkataan-perkataan bijak penuh hikmah,
senandung kesyukuran, lantunan kalam suci illahi dan hal-hal bermanfaat dan
terpuji lainnya.
Orang
tua dan lingkungan memberikan hal-hal yang akan anak rekam. Seorang anak
sendiri dalam proses tumbuh dan kembangnya akan melalui beberapa tahapan
pendidikan. Paling tidak seorang anak akan melewati tahapan pendidikan
pembiasaan, pengenalan hukum, pengenalan disiplin dan membangun pemahaman dasar
dengan pendekatan yang bergerak dari yang bersifat konkret ke abstrak, dari
aqidah ke pengenalan hukum dan konstitusi, dari hal-hal pokok ke
detil/cabang.
Diantara pembiasaan yang kita bisa lakukan sejak dini adalah
terbiasa disiplin dan mematuhi peraturan sekolah, terbiasa senyum ramah pada
orang, dan kebiasaan-kebiasaan lain yang menjadi aktivitas keseharian
kita. Untuk bisa melakukannya memang mengharuskan kita sebagai orang tua atau
guru harus bisa menjadi teladan pertama dan utama bagi anak. Jadi jika
ingin membiasakan siswa kita taat aturan maka kita pertama harus lebih
dulu taat aturan. Yang perlu diingat oleh kita selaku orang tua atau guru pada
waktu melakukan proses pembiasaan ini adalah kedisiplinan atau Ketelatenan.
Jangan kadang dilakukan, tapi kadang tidak. Hal itu akan mempersulit kita
meraih keberhasilan.
Kalau kita displin, rasa sulit atau berat hanya akan kita
rasakan di awal-awal kita memulai kebiasaan baru tersebut saja, berikutnya akan
mengalir dengan jauh lebih mudah. Terkadang, diantara alasan para orang
tua atau guru kurang bisa disiplin melakukan pembiasaan tersebut adalah
rasa malas, merasa tidak ada manfaatnya karena saat itu anak kita belum displin
atau masih sering melanggar peraturan di rumah atau sekolah, merasa masih cukup
memiliki waktu untuk melakukannya di lain waktu, menunggu anak atau siswa kita
lebih besar dan pintar dulu dan beberapa alasan lain yang mungkin lebih karena
ketidaktahuan kita akan potensi daya ingat dan juga dengan prinsip ala bisa
karena biasa. Maka lihatlah, ketika kita selalu membiasakan anak atau
siswa untuk taat dan disilin pada peraturan sejak dini maka ketika
ia dewasa , ia akan tumbuh menjadi anak atau siswa yang sadar serta
taat kepada aturan (dari berbagai sumber)
Add caption |
Kegiatan Pembiasaan siswa, Sholat Wajib berjamaah, dan sholat sunnah terbimbing, tilawah Al-Quran, Tadarrus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar