MEMBIMBING SEPENUH HATI INSAALLAH MELAHIRKAN GENERASI YANG RELIGIUS, BERKEPRIBADIAN, CERDAS, KREATIF, DAN BERPRESTASI

Kamis, 04 April 2013

Pembiasaan dan Kesuritauladan pada Anak


عن أبي هريرة رضي الله عنه قال ‏‏قال النبي صلى الله عليه وسلم كل مولود يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه  . رواه البخارى ومسلم
Dari Abi Hurairah ra ia berkata: Nabi saw bersabda: “Setiap anak terlahir dalam kondisi fitrah, kedua orang tuanyalah yang menjadikannya seorang yahudi, nasrani, atau majusi. (HR al-Bukhari dan Muslim)

Seorang anak adalah ibarat kaset kosong yang siap digunakan untuk merekam apa saja. Dia bisa digunakan untuk merekam dan menyimpan cacian, umpatan, makian, kemarahan ataupun hal buruk lainnya. Pun demikian bisa kita gunakan untuk merekam kata-kata indah penuh kelembutan, perkataan-perkataan bijak penuh hikmah, senandung kesyukuran, lantunan kalam suci illahi dan hal-hal bermanfaat dan terpuji lainnya. 


Orang tua dan lingkungan memberikan hal-hal yang akan anak rekam. Seorang anak sendiri dalam proses tumbuh dan kembangnya akan melalui beberapa tahapan pendidikan. Paling tidak seorang anak akan melewati tahapan pendidikan pembiasaan, pengenalan hukum, pengenalan disiplin dan membangun pemahaman dasar dengan pendekatan yang bergerak dari yang bersifat konkret ke abstrak, dari aqidah ke pengenalan hukum dan konstitusi, dari hal-hal pokok ke detil/cabang. 

Diantara pembiasaan yang kita bisa lakukan sejak dini adalah terbiasa disiplin dan mematuhi peraturan sekolah, terbiasa senyum ramah pada orang, dan kebiasaan-kebiasaan lain yang menjadi aktivitas keseharian kita. Untuk bisa melakukannya memang mengharuskan kita sebagai orang tua atau guru  harus bisa menjadi teladan pertama dan utama bagi anak. Jadi jika ingin membiasakan siswa kita taat aturan  maka kita pertama harus lebih dulu taat aturan. Yang perlu diingat oleh kita selaku orang tua atau guru pada waktu melakukan proses pembiasaan ini adalah kedisiplinan atau Ketelatenan. Jangan kadang dilakukan, tapi kadang tidak. Hal itu akan mempersulit kita meraih keberhasilan. 

Kalau kita displin, rasa sulit atau berat hanya akan kita rasakan di awal-awal kita memulai kebiasaan baru tersebut saja, berikutnya akan mengalir dengan jauh lebih mudah. Terkadang, diantara alasan  para orang tua atau guru  kurang bisa disiplin melakukan pembiasaan tersebut adalah rasa malas, merasa tidak ada manfaatnya karena saat itu anak kita belum displin atau masih sering melanggar peraturan di rumah atau sekolah, merasa masih cukup memiliki waktu untuk melakukannya di lain waktu, menunggu anak atau siswa kita lebih besar dan pintar dulu dan beberapa alasan lain yang mungkin lebih karena ketidaktahuan kita akan potensi daya ingat dan juga dengan prinsip ala bisa karena biasa. Maka lihatlah, ketika kita  selalu membiasakan anak atau siswa untuk taat dan disilin pada peraturan  sejak dini  maka ketika ia dewasa , ia akan tumbuh menjadi anak atau siswa  yang sadar  serta taat kepada aturan  (dari berbagai sumber) 


Add caption
 Kegiatan Pembiasaan siswa, Sholat Wajib berjamaah, dan sholat sunnah terbimbing, tilawah Al-Quran, Tadarrus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar